Kumuh, itulah gambaran kita ketika menyusuri
jalan Desa Kertasada. Yang kita lihat
adalah tumpukan sampah dimana-mana. Dan itu sudah menjadi pemandangan biasa
buat masyarakat sekitar. Tidak ada rasa jIjik atau bau. Kadang tumpukan sampah
menjadi timbunan untuk pemadatan tanah pembangunan rumah. Kebanyakan sampah
ditumpuk di tambak yang sudah tidak produktif. Karena Desa Kertasada dikelilingi
tambak garam dan ikan.
Masyarakat tidak punya sarana dan prasarana yang
layak. Maka di Tahun Anggaran 2018 Desa Kertasada mendapatkan Bantuan Dana
Investasi (BDI) sebesar 1 Miliar. Direncanakanlah untuk Pembangunan MCK, Jalan
Paving, Drainase, dan Gerobak sampah dan Motor sampah. Dan di tahun yang sama
pula dianggarkan dari Dana Desa untuk Tempat sampah rumah tangga dan pembangunan
TPS.
Pengelolaan sampah butuh komitmen yang tinggi
dan penanganan yang serius. Maka sebelum pencairan dana diadakan rembuk bersama
masyarakat mengenai operasional dan pemeliharaan (O & P). Dibentuklah yang
Namanya Kelompok Pemanfaat dan pemelihara (KPP) yang bertujuan menanamkan
kesadaran kepada masyarakat bahwa pemeliharaan prasarana dan sarana harus
dilakukan oleh semua warga baik dari segi pembiayaan maupun pelaksanaan
pemeliharaan. Dan disekapati pula besaran iuran sampah untuk masing-masing
rumah juga tak lupa dibuatkan jadwal pengambilan sampah di masing-masing RT.
Untuk menjadikan Desa Kertasada bebas sampah
memang butuh proses panjang. Dengan adanya sarana dan prasarana yang tersedia harapannya
bisa membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan yang
berdampak pada pencemaran lingkungan yang bisa mengakibatkan kepada kesehatan
masyarakat. Maka dari itu perlu adanya gotong royong untuk Bersama sama
membersihkan lingkungan tiap minggu untuk masing-masing RT. dan juga perlunya
penyuluhan kesehatan untuk warga yang bertujuan hidup sehat dengan cara merubah
prilaku masyarakat agar mereka tahu, mau, dan mampu melakukan perubahan yang
lebih baik.
Dan untuk kedepannya Kepala desa akan mengadakan
pelatihan pemilahan dan pengolahan sampah. Sehingga nantinya masyarakat bisa
memilah-milah sampah organik (basah) dan sampah anorganik (padat). Sehingga
nantinya masyarakat Kertasada bisa mengelolah sampah sendiri dan bisa meningkatan
pendapatan ekonomi mereka.
By : Indah Sumarwana
Faskel Teknik KOTAKU Sumenep 2020