Program penanganan kumuh dengan Platform kolaborasi melalui peran Pemerintah Daerah dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan Kota bersih bebas kumuh
Kiri, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi pada workshop kota tanpa kumuh (Kotaku) (Ist)
PortalMadura.Com, Sumenep – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggenjot program kota tanpa kumuh (Kotaku).
Salah satunya, melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) dan Cipta Karya, pada Kamis (14/10/2021), menggelarworkshopkota tanpa kumuh (Kotaku)via video conference.
adir pada video conference itu dari berbagai elemen yang berkompeten dan dibuka langsung oleh Bupati Sumenep, Achmad Fauzi.
“Sumenep ini masuk pada dampingan Kotaku, sehingga kota kumuh perlu dilakukan penanganan secara bersama,” kata Kabid Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DPRKP dan Cipta Karya Sumenep, Benny Irawan.
Ia menjelaskan, kegiatan workshop Kotaku itu dalam rangka mempercepat penanganan kota kumuh. Pada tahun 2015, kata dia, terdapat wilayah kota kumuh seluas 118,54 hektare dan 56,18 wilayah masuk pendampingan Kotaku.
Pada tahun 2019, ada target khusus dari Pemerintah Pusat bahwa Sumenep harus mencapai 0 hektare dari kota kumuh tersebut.
” Alhamdulillah, telah tercapai 100 persen pada tahun 2020,” terangnya.
Namun, pada tahun 2021 diperlukan adanya penambahan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.
“Dan kami langsung mengidentifikasi, ternyata muncul sebanyak 268,5 hektare masuk dalam kumuh baru di tiga kecamatan. Di antaranya Kota, Kalianget dan Batuan,” jelasnya.
Pada workshop Kotaku itu, ada tujuh indikator yang dibahas guna mengatasi kota kumuh di Sumenep. Salah satu di antaranya, air minum, air limbah, dreinase, persampahan, proteksi kebakaran, RTH dan lainya. “Tujuh itu harus kita selesaikan segera. Target kami pada tahun 2022 semuanya rampung,” ujarnya.
Ia berharap kepada Pemerintah Pusat dan warga Sumenep untuk gotong royong mengatasi kota kumuh. “Ini masalah kita bersama sehingga perlu kiranya gotong royong mengatasinya,” tandasnya.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi pada pembukaan workshop Kotaku menyampaikan, untuk menyelesaikan persoalan kota kumuh tidak hanya fokus pada infrastruktur. Melainkan perlu adanya kemasan baru untuk mempercantik lingkungan.
“Misalnya, seperti yang sudah dilakukan mulai dari paving berwarna, ada tempat duduk (santai), pot bunga dan semacamnya. Itu untuk menambah keindahan,” katanya.
PortalMadura.Com, Sumenep – Anggaran program kota kumuh Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mencapai Rp 2,1 miliar bersumber dari APBN tahun 2021.
Kabid Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DPRKP dan Cipta Karya Sumenep, Benny Irawan, menyebutkan, dana itu dicairkan dalam wujud cash forward (padat karya tunai).
“Kenapa langsung tunai, karena di masa pandemi banyak masyarakat terdampak. Dengan sentuhan program itu dapat membantu warga lokal untuk dipekerjakan pada program itu,” terangnya, Jumat (15/10/2021).
Anggaran tersebut dikucurkan dalam rangka percepatan penanganan kota kumuh di Sumenep. Sebab, kata dia, pada tahun 2015, terdapat wilayah kota kumuh seluas 118,54 hektare dan 56,18 wilayah masuk pendampingan Kotaku.
Kemudian, di tahun 2019 ada target khusus dari Pemerintah Pusat bahwa Sumenep harus mencapai 0 hektare dari kota kumuh, dan sudah terealisasi 100 persen pada tahun 2020.
Namun, lanjutnya, pada tahun 2021 diperlukan adanya peningkatan kualitas perumahan dan permukiman. Dan terdapat sekitar 268,5 hektare masuk kota kumuh yang tersebar di tiga kecamatan dengan tujuh desa.
“Kecamatan kota, Kalianget dan Batuan. Masing-masing desa mendapat Rp 300 juta,” jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, menggenjot program kota tanpa kumuh (Kotaku). Salah satunya, melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) dan Cipta Karya menggelar workshop kota tanpa kumuh (Kotaku) via video conference selama dua hari, Kamis-Jumat (14-15/10/2021).(*)
Workshop Penanganan Kumuh Kabupaten Sumenep
akan diadakan guna mengetahui, memahami capaian dan target penanganan kumuh
program KOTAKU. Mengetahui Strategi kolaborasi dan replikasi program, serta
kebijakan dan strategi pemerintah daerah dalam penanganan kumuh, dan pemahaman
betapa pentingnya Pokja PKP dan Forum PKP dalam menyelaraskan permasalahan
perumahan dan kawasan permukiman Kabupaten Sumenep. Kegiatan yang dibuka oleh
Bapak Bupati Sumenep Achmad Fauzi SH, MH yang akan berlasung pada 14 sampai 15
Oktober 2021 melalui Via Zoom Meeting.
Workshop Penanganan Kumuh Kabupaten Sumenep hari pertama tanggal 14 oktober 2021 dibuka oleh Bapak Bupati Sumenep Achmad Fauzi SH, MH terkait Kebijakan Daerah dalam Penanganan Kumuh. dilanjutkan oleh bapak Zainul OSP-3 Jatim terkait Kebijakan Daerah dalam Penanganan Kumuh Target dan Capaian Progam Penanganan Kumuh dalam program KOTAKU, ditutup oleh bapak Rb. Moh. Ansyar LKM Pamolokan terkait Best Practise.
Workshop dihadiri sebanyak 60 undangan. Peserta terdiri dari perwakilan Pemerintah Kabupaten Sumenep, Pokja PKP, OPD terkait, kepentingan terkait antara lain Swasta, BUMN, LSM, Perguruan Tinggi, KBP, Pers, Forum LKM dan kelompok peduli lainnya.
Alhamdulillah workshop hari pertama berjalan
dengan lancar
Pada hari ini, Jumat tanggal 24
September 2021, telah dilaksanakan penanaman bunga Kana dan Melati Air. Yang
mana sebelumnya sudah diawali dengan Sosialisasi Pengolahan Greywater dengan
Kolam Sanitasi di Balai Desa Marengan Laok, yang dihadiri Tim Faskel Kotaku
Kabupaten Sumenep, Dekan Fakultas Teknik Universitas Wiraraja, Kades Marengan
Laok, aparat desa dan tokoh masyarakat.
Sinergitas
program kegiatan ini merupakan wujud implementasi Program Kota Tanpa Kumuh
(Kotaku), bekerjasama dengan Fakultas
Teknik Universitas Wiraraja dan Pemerintah Desa Marengan Laok Kecamatan
Kalianget Kabupaten Sumenep.
“Ini adalah kewajiban dosen untuk
melakukan Tri Darma Perguruan Tinggi, salah satunya kegiatan Pengabdian,
melalui dana internal kampus” kata Cholilul Chayati, ST MT, selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Wiraraja, juga selaku Ketua Tim Pengabdian
Masyarakat.
Tim melakukan pengolahan Greywater dengan
kolam sanitasi yang berada di Dusun Jenengan Desa Marengan Laok. Greywater
adalah limbah cair yang harus diolah agar tidak menimbulkan permasalahan
lingkungan yang berdampak pada penurunan tingkat kesehatan lingkungan
masyarakat.
“Kami memberikan informasi, pengetahuan
dan contoh teknologi sederhana kepada masyarakat bagaimana cara menciptakan
lingkungan pemukiman yang sehat, serasi, berjati diri dan berkelanjutan”
jelasnya.
“Masyarakat diberikan pemahaman cara
mengolah limbah domestik atau greywater agar bisa dimanfaatkan kembali dengan
metode kolam sanitasi” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Marengan
Laok, Sahiruddin juga menuturkan alasan dipilihnya Dusun Jenengan desa Marengan
Laok, karena dikawasan ini mengandung air limbah atau Greywater, sehingga kolam
ikan didalamnya kurang produktif.
“Jadi kami nilai cocok untuk dijadikan
kolam sanitasi sebagai kegiatan pengolahan Greywater” katanya.
Tim
Faskel Kotaku, Dekan dan Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Wiraraja, Aparat
Desa Marengan Laok melakukan penanaman bunga kana dan melati air sebagai
pengurai limbah dikolam ikan tersebut.
“Karena tanaman itu mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan khusus
sehingga tidak menimbulkan bau serta air terbebas dari limbah. Secara estetika
kolam akan terlihat cantik jika tanaman sudah tumbuh dengan baik” tandasnya.
Semoga ini awal dari kegiatan kolaborasi yang mempunyai tujuan bersama
untuk menciptakan lingkungan pemukiman yang sehat dan masyarakat yang
produktif.
Desa pamolokan merupakan salah satu desa yang
mendapatkan dana Cas for work (CFW 2021) dari anggaran program kotaku. Desa
pamolokan berada di kecamatan kota sumenep kabupaten sumenep propinsi jawa
timur. Dimana kegiatannya adalah rehabilitasi jalan paving dan rehabilitasi
drainase/ saluran dimana Sarana transportasi merupakan salah satu sarana
penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Apabila sarana transportasi
lancar, maka akses kegiatan ekonomi menjadi lancar.
Sebelumnya sarana transportasi
yang menghubungkan wilayah RT tersebut. Di Desa pamolokan kecamatan kota
sumenep kabupaten sumenep awalnya merupakan jalan paving yang sudah rusak yang
tiap kali hujan menjadi becek dan licin untuk dilewati orang maupun kendaraan.
Hal ini berdampak pada keterlambatan waktu, tenaga, dan biaya yang harus
dikeluarkan oleh masyarakat, utamanya masyarakat MBR.
Program Kotaku merupakan salah satu program yang ikut andildalam rangka membangun desa pamolokan dengan kegiatan SEL (Sosial, Ekonomi, lingkungan), dimana tahun 2021 desa tersebut mendapatkan kucuran dana dari pemerintah pusat yaitu CFW yang dikhususkan rehabilitasi kegiatan kegiatan yang sudah ada dan rusak yang di bangun oleh PNPM Perkotaan dahulu.
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh KSM Sejahtera yang bermitra dengan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Harapan jaya bersama-sama masyarakat mencoba mengatasi berbagai persoalan masyarakat yang didasarkan RPLP Desa Pamolokan yang salah satu item kegiatannya adalah Rehabilitasi jalan paving dan rehabilitasi Drainase/saluran.
Pada tahun 2021, warga RT.
yang tergabung dalam KSM Sejahtera didampingi oleh UPL-BKM Harapan Jaya dan Tim
Faskel CFW membuat proposal usulan kegiatan lingkungan berupa Rehabilitasi
jalan paving dan rehabilitasi Drainase/saluran
Rehab Jalan Paving sepanjang 132.000
meter dan Drainase 162 meter dengan dana CFW BPM sebesar Rp 300.000.000,- dan
swadaya masyarakat baik berupa tenaga, bahan, peminjaman peralatan dan konsumsi.
Sekarang jalan tersebut sudah
bagus dan transportasi menjadi lancar,masyarakat pun senang. Warga RT. juga
bersepakat untuk memelihara jalan tersebut agar dapat dimanfaatkan hingga
jangka waktu yang cukup lama dengan terbentuknya kelompok pemelihara dan
pemanfaat (KPP). (Sabid)
Selama berkelana dalam cadasnya kehidupan, lorong -lorong
hitam menjadi bagian dari aktifitas hidupnya. Pada tahun 2007 menjadi
awal yang baik yang merubah ritme hidupnya. sungguh menjadi anugrah yang
indah bagi Moh. Anwar sosok nyentrik yang ispiratif saat melabuhkan
aktifitasnya di Program P2KP melalui BKM. itulah yang disampaikan saat
bincang-bincang santai dengan Abdus Salam Koorkot KOTAKU di Desa Pabian
(17/8/21).
Moh. Anwar adalah nama panggilan yang orangtuanya anugerahkan
kepadanya. 51 Tahun yang lalu ia dilahirkan tepatnya pada tanggal 12 Oktober
1970. Banyak cerita menarik penuh edukasi dari sosok “Pak Anwar”, perawakan
tegas badan tegap berotot, penampilan nyentrik di usianya yang tak lagi muda,
aksesoris gelang rantai, akik, kacamata hitam selalu tampil terpakai dalam tiap
aktifitas kesehariaanya. Pak anwar adalah salah satu anggota BKM Mandiri Desa
Pabian sejak awal program, beliau merelakan sebagian waktunya untuk bergabung
dengan orang-orang peduli dan lebih produktif aktif merubah kampungnya kearah
yang lebih baik.
Abdus Salam bincang-bincang dengan Moh.Anwar
Tahun 2021 adalah tahun kedua sejak diberlakukannya darurat
pandemi covid-19, banyak dampak yang terasa langsung bagi masyarakat, hilang
matapencahariannya, bahkan kehilangan keluarga tercintanya, Adaptasi
menjadi kunci untuk bisa survive menuju era New Normal, tetap waspada namun
tidak panik, tetap patuhi protokol kesehatan jangan sampai lengah.
Bantuan pemerintah banyak dikucurkan untuk menstabilkan
perekonomian, salah satunya lewat program KOTAKU dengan meluncurkan Cash For
Work (CFW) atau Padat Karya Tunai. Tujuannya untuk menanggulangi
penurunan daya beli akibat pandemi COVID-19 yang berdampak langsung pada MBR.
CFW disalurkan melalui BKM untuk membiayai para tenaga kerja yang diikutkan
dalam pekerjaan perbaikan ringan, pekerjaan yang akan dilakukan bersifat
pemeliharaan sudah tentu pasti akan menyerap tenaga kerja lebih besar daripada
pembeliaan bahan yang akan dikerjakan.
Moh.Anwar
melakukan Test suhu
Media sosialisasi dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam
kegiatan CFW dilakukan di tengah-tengah pandemi, rasa takut dan was-was selalui
menghantui, namun pembelajaran untuk masyarakat harus terus dilakukan
“ujar Moh. Anwar” dengan sambal bercanda. Pak Anwar yang selalu
mencairkan suasana dengan guyonan khas Madura, pekerjaan sehari-hari beliau
adalah menjadi tangan kanan pemilik pengusaha alat kesehatan, “sengkok be’erik
tak ebegi mukak toko moso kalebun ben pak carek kiya,” (saya kemaren enggak boleh
buka toko sama pak kades dan pak sekdes juga),. “laggu gelluk
cakna” (terlalu pagi katanya) “apa ngara e sanggu mamalenga paleng,
e sanggu mukak toko moso rajeng”, (apa dikira mau maling mungkin, dikira
buka toko pakek linggis), “padahal pajet la lalakonna engkok mukak toko, tae
rehh” (padahal memang kerjaan saya buka toko (bukan maling)). hahahahaaaa ada
saja cerita menarik yang keluar dari mulut anwar.
Cerita unik lainnya ketika pak anwar bersama BKM Mandiri
Pabian akan melakukan transfer ke KSM Melati pelaksana tugas pemeliharaan
infrastruktur CFW, Pak Anwar termasuk salah satu specimen dari tiga anggota
lainnya, saat itu kondisi di bank saat rame-rame nya, akhirnya bersepakat
setelah mendapat nomer antrian dan berkonsultasi dengan pihak security kemungkinan
nomer tersebut baru terlayani pada jam kedua, singkat kata semuanya pulang
melanjutkan aktifitasnya masing-masing dan akan kembali setelah jam kedua,
tepat jam 13.00 semua berkumpul pas pada nomer giliran tidak terpanggil.
Akhirnya dua specimen lainnya
protes terhadap teller, namun tidak membuahkan hasil, setelah itu pak Moh.
Anwar yang dari tadi tidak mengeluarkan sepatah kata, coba menghampiri pihak
teller, dengan perawatan kekar berotot, rambut gondrong, akik, gelang rantai
dan berkacamata, si teller mundur selangkah kebelakang dengan wajah agak pucat,
tanpa berbicara pak Moh. Anwar cuman menyodorkan nomer antrian yang
dipegangnya,, dan statement mengejutkan keluar dari mulut mbak-mbak teller,
kalo nomer ini masih bisa, bapak loh dari tadi tidak mengeluarkan nomer
antriannya,. Senyum lirih dari bapak-bapak BKM dan KSM terdengar “ariya minta e
entara moso bekna wer” ini dari tadi minta didatengin sama kamu wer (panggilan
akrab pak anwar). Yang membuat Moh. Anwar disegani adalah ketika beliau tidak
berbicara, ketika berbicara malah akan membuat lawan bicara akan terbahak-bahak
suara yang melengking logat intonasi Madura banget,, hihiii. Sejak saat itu Pak
Anwar selalu diberi tugas jika berurusan dengan pihak yang dirasa mempersulit
kinerja dari BKM.
Penampilan tidak bisa dijadikan ukuran kebaikan, Maka jangan
menilai seseorang dari pakaiannya, tetapi lihat dari bagaimana bertingkah dan
berakhlak, Moh. Anwar adalah salah satu analogi untuk mengartikan statement
itu, di balik penampilannya rocker ala preman, itu hanya style yang dipilih
untuk mengekspresikan kebebasan dalam berpakaian, dibalik itu sosoknya yang
aktif responsive dan peduli terhadap permukiman kumuh apalagi untuk urusan kaum
marginal, masyarakat berpenghasilan rendah, sosok Moh.Anwar akan maju dan
tampil kedepan, tanpa perlu panggung yang megah untuk mengekspresikannya.
BKM-UPK “Sinar Terang ” Desa Kertasada– Kec. Kalianget
UPK-BKM “Sinar Terang”Kertasada adalah
unit dibawah BKM Kertasada milik masyarakat yang terlahir dari adanya Program Pengentasan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) yang sampai saat ini sudah berganti
program, menjadi Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). UPK “Sinar Terang”ini bertempat di Jl. Raya
Sumenep-Kalianget, Desa Kertasada Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep.Sampai saat ini UPK BKM “Sinar Terang” mempunyai ±25 KSM Kegiatan Ekonomi.
Dalam hal pencairan dana perguliran ke KSM, maka setiap anggota KSM harus
hadir untuk menerima dana tersebut dan tidak akan dicairkan apabila salah satu
anggota dari KSM tidak hadir. Jadi harus menunggu semua anggota KSM tersebut
hadir lengkap. Hal ini diterapkan agar setiap anggota KSM paham aturan, hak dan
kewajiban yang harus ada dan dilaksanakan dalam Pinjaman Bergulir.
Aturan ini juga untuk meminimalisir penyelewengan dana pencairan oleh pihak
lain, yang dimana kasus pada umumnya, dana perguliran tidak
sampai pada anggota KSM tapi hanya ada pada Ketua KSM.
”Setiap pencairan ke KSM perguliran saya tetap mewajibkan
para anggota KSM untuk hadir dan tidak akan dicairkan jika anggotanya tidak
hadir lengkap, walaupun ada pemberitahuan dari anggota yang bersangkutan, tetap
akan saya
tunda
proses pencairannya karena hal ini sudah tercantum dalam Standar Operasional
Pinjaman Bergulir”, kata DewiYulianti selaku Manajer UPK.
Salah satu contoh pencairan pinjaman bergulir yang
dilaksanakan oleh KSM Arjuna, dimana menghadirkan semua anggotanya pada saat
pencairan dan tidak boleh diwakilkan. KSM Arjuna juga memberlakukan aturan
adanya pertemuan rutin tiap bulannya untuk mengumpulkan angsuran dari
masing-masing anggota serta membahas permasalahan dan solusi yang ada di KSM.
”Selain memiliki pinjaman di UPK,
kami juga memiliki pencatatan serta perguliran berupa bahan pokok beras yang
kami kelola intern dari dana tabungan anggota KSM dan juga tertuang dalam
aturan main KSM”, kata Junawiselaku ketua KSM.
Berkat bantuan perguliran UPK
BKM “Sinar Terang”, melalui Program Kota Tanpa
Kumuh (KOTAKU) ini, akhirnya dapat membantu warga miskin di Desa Kertasada yang membutuhkan modal untuk memulai usaha maupun penambahan
modal usaha yang sudah ada.
Informasi lebih lanjut tentang kegiatan BKM“Sinar
Terang” dapat menghubungi :
Alamat :Desa
Kertasada , Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur
Contact Person :Edy Sunarto, Telp. 085230536161 Alamat : Desa Kertasada
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Mekar Arum
adalah sebuah lembaga sosial masyarakat yang berada di Desa Pinggirpapas
Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep. BKM merupakan lembaga yang potensial
dimana memiliki peran sebagai wadah transformasi problematik masyarakat dengan
mengedepankan nilai-nilai luhur kemanusiaan sehingga dapat untuk saling berbagi
dan menjembatani segala sesuatu yang menjadi
permasalahan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan persoalan kekumuhan.
BKM Mekar
Arum sebagaimana tertuang dalam RPLP (Rencana
Penataan Lingkungan Permukiman) mempunyai visi-misi “Terciptanya
lingkungan permukiman yang aman, bersih, sehat, nyaman dan bebas kumuh”. Sedikit demi sedikit BKM bersama dengan
Pemerintah Desa telah melakukan serangkaian kegiatan guna mengurangi angka
kumuh di Desa Pinggirpapas. Salah satu kegiatan yang telah
dilakukan oleh BKM dan Pemerintah Desa adalah “Gerakan Masyarakat Bersih” Kerja
Bakti dan Gotong Royong membersihkan sungai dan saluran air.
Kegiatan ini
terlaksana atas kerjasama dan dukungan penuh dari semua stakeholders masyarakat
yang ada di Desa Pinggirpapas, terbukti ketika pekerjaan ini dikerjakan,
masyarakat bersuka rela untuk bergotong royong, berswadaya untuk menyelesaikan
pekerjaan ini, karena lokasi kegiatan ini disamping
penduduknya sangat padat dan kumuh,lokasi
ini juga sering terjadi genangan air dan bahkan banjir melanda lokasi ini.
Sehingga ketika lokasi ini dikerjakan, masyarakat akan merasakan manfaatnya.
Semangat dan antusiasme masyarakat sudah terlihat
sejak Musyawarah persiapan kegiatan dilaksanakan, bahkan pada waktu itu
masyarakat dengan sendirinya langsung membentuk semacam organisasi pemelihara
dan pemanfaat pasca pelaksanaan ini dilaksanakan. Masyarakat siap memelihara
dan bahkan siap untuk menjaga kebersihannya.
Sementara itu, Bapak H. Abdul Hayat yang akrab di
panggil “H. Ubaid” selaku Kepala Desa Pinggirpapas dalam
sambutannya juga menyampaikan bahwa kegiatan “Gerakan Masyarakat Bersih” ini
merupakan hasil sinergitas perencanaan dan kolaborasi dengan Program Kotaku,
dan ini akan menjadi kegiatan rutin bagi Desa Pinggirpapas, kalau ini
berhasil maka Desa Pinggirpapas bisa lepas
dari predikat Desa Kumuh berdasarkan SK Bupati ; 188/361/KEP/435.013/2020. Oleh
karenanya kami mengharap kepada masyarakat untuk terus bekerjasama, bergotong
royong dan ikut mempunyai rasa memiliki terhadap kegiatan ini dan jikalau perlu
disetiap minggu, kita akan melakukan kerja bakti ke semua RT untuk membersihkan,
memperbaiki dan merawat pembangunan yang telah ada. Demikian harapan dari
Kepala Desa yang juga jadi harapan BKM Pinggirpapas. (#Yud FS Smp2)